Jakarta, CNBC Indonesia – Fakta baru muncul dari serangan gedung konser Crocus City Hall, Moskow Rusia, 22 Maret lalu. Negara Muslim, Iran, ternyata sudah memberi peringatan kepada Kremlin soal potensi serangan.

Mengutip Reuters, Iran telah memberi tahu Rusia tentang kemungkinan operasi teroris besar-besaran di negaranya, beberapa hari sebelum serangan terjadi. Hal ini disampaikan oleh tiga sumber yang mengetahui masalah tersebut.

“Beberapa hari sebelum serangan di Rusia, Teheran berbagi informasi dengan Moskow tentang kemungkinan serangan teroris besar di Rusia yang diperoleh selama interogasi terhadap mereka yang ditangkap sehubungan dengan pemboman mematikan di Iran,” kata sumber pertama mengatakan kepada Reuters, dikutip Selasa (2/4/2024).

Sumber lain, yang juga anonim pun mengatakan informasi serupa. Dikatakan bagaimana Teheran telah menyampaikan ke Moskow tentang serangan yang akan terjadi meski tidak memiliki rincian spesifik mengenai waktu dan target pastinya.

“Mereka diinstruksikan untuk mempersiapkan operasi signifikan di Rusia…,” kata sumber kedua itu merujuk ISIS.

“Salah satu teroris (yang ditangkap di Iran) mengatakan beberapa anggota kelompok tersebut telah melakukan perjalanan ke Rusia,” tambah sumber itu.

Sumber ketiga juga menjelaskan hal yang sama. Meski tak menyebut sosok ini, Reuters menyebut ia adalah seorang pejabat senior keamanan.

“Karena Iran telah menjadi korban serangan teror selama bertahun-tahun, pihak berwenang Iran memenuhi kewajiban mereka untuk memperingatkan Moskow berdasarkan informasi yang diperoleh dari para teroris yang ditangkap,” tegasnya.

Meski demikian, Rusia tak mengonfirmasi ini. Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov bahkan mengaku tak mengetahui laporan itu.

“Saya tidak tahu apa-apa tentang ini,” katanya dimuat laman yang sama.

Di sisi lain, Kementerian Luar Negeri Iran juga tidak membalas permintaan komentar mengenai hal itu. Gedung Putih Amerika Serikat (AS) juga tidak memberikan komentar mengenai masalah ini.

Sebelumnya AS menyebut serangan dilakukan oleh ISIS. Namun Rusia menegaskan ada campur tangan AS, Inggris dan Ukraina dalam kejadian itu.

Kepala intelijen Rusia Kepala Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) Alexander Bortnikov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan jurnalis pro-Kremlin Pavel Zarubin. Dimuat CNBC International, ia menilai ketiga negara itu bertanggung jawab atas serangan. 

Ia menuding bahwa serangan “bermanfaat” bagi badan intelijen Barat dan Ukraina untuk mengganggu stabilitas Rusia. Diketahui para pelaku juga disebut hendak melarikan diri ke Ukraina.

Senin, Kementerian Luar Negeri Rusia bahkan mengatakan telah secara resmi menghubungi Kyiv dengan tuntutan berdasarkan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Bom Teroris dan Konvensi Internasional untuk Pemberantasan Pendanaan Terorisme yang diadopsi PBB, guna penangkapan dan ekstradisi segera. Dikatakan kepala mata-mata Ukraina (SBU), Vaily Malyuk bertanggung jawab atas sejumlah kegiatan terorisme yang dilakukan di Rusia, termasuk serangan mematikan di gedung konser Moskow, dua pekan lalu.

Diketahui Rusia dan Ukraina terlibat perang sejak Februari 2021. Perang ini menyeret Barat memberikan sanksi ke Moskow mulai dari individu, lembaga hingga pemutusan ekonomi.

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Konser Berdarah di Moskow, Putin Kibarkan Bendera Setengah Tiang


(sef/sef)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *