Jakarta, CNBC Indonesia – Bos pabrikan mobil di Indonesia menjawab keinginan pemerintah terkait investasi pabrik mobil tipe double cabin. Menyusul sentilan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita yang melihat pabrikan lebih memilih Thailand dibanding RI dalam produksi jenis kendaraan ini.

Presiden Direktur Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Atsushi Kurita pun buka suara dengan tantangan tersebut.

“Secara perusahaan kami menghormati pemerintah Indonesia. Sekarang kita serius untuk mempelajari agar bisa melakukannya. Namun perlu diketahui bahwa Indonesia merupakan production hub untuk pasar global dan satu lagi model yang tidak dapat dibicarakan sekarang,” kata Kurita di Jakarta Pusat, Senin (1/4/2024).

Seperti diketahui, saat ini hanya ada tiga pemain dalam segmen pikap double cabin di Indonesia, yang seluruhnya berstatus completely built up (CBU) atau diimpor. Ketiganya adalah Toyota Hilux, Isuzu D-Max dan Mitsubishi Triton.

Namun penjualan Triton turun pada tahun 2023 lalu dibanding tahun sebelumnya. Pada 2023, MMKSI menjual 6.722 unit, turun 8% dibanding 2022 yang menjual 7.333 unit. Demi mendongkrak penjualan, Mitsubishi bakal memperbarui Triton pada ajang GIIAS 2024 Juli 2024 mendatang.

“Saat ini (All New Triton) sudah didaftarkan dan memang sudah ada beberapa unit untuk mendapatkan persetujuan (homologasi). Setelah Lebaran kita mau melakukan tes pasar dengan konsumen setia khusus pertambangan dan perkebunan. Rencananya di GIIAS kita kenalkan,” kata Kurita.

Ketika Indonesia baru akan kedatangan, di Thailand All New Mitsubishi Triton sudah meluncur pada pada Juli 2023 lalu. Spesifikasinya mengandalkan mesin 4N16 2,4 liter turbocharger diesel. Untuk mesinnya memiliki tiga keluaran daya. Paling tinggi dengan kekuatan 204 PS dan torsi 470 Nm.

Ada juga mesin yang lebih rendah yakni 183,5 PS plus torsi 430 Nm. Kemudian yang paling kecil, mesin mampu memompa dan 149,5 PS dengan puncak torsi 330 Nm.

Sebelumnya, Menperin Agus mengkritisi kebijakan dari sejumlah prinsipal otomotif yang menjadikan Thailand sebagai basis produksi untuk kendaraan komersial. Padahal, Indonesia dengan jumlah penduduk yang lebih besar memiliki potensi yang juga lebih besar.

“Yang aneh, Menteri Perindustrian yang katakan aneh, prinsipal menjadikan Thailand basis produksi untuk kendaraan double cabin dengan alasan permintaan domestik Thailand lebih tinggi, sangat aneh. Saya ajak prinsipal evaluasi kembali pemikiran tersebut,” katanya di GIICOMVEC 2024, Jumat (8/3/2024).

[Gambas:Video CNBC]


Artikel Selanjutnya


Ada Bocoran Mitsubishi akan Produksi XForce Hybrid di RI


(dce)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *