Jakarta CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) memberi pernyataan terkait serangan rudal terhadap kantor Konsulat Iran di Damaskus Senin lalu. Sebelumnya kejadian ini menewaskan 11 orang termasuk tiga jenderal Iran.
Pemerintah Presiden Joe Biden menegaskan tak terlibat dalam serangan tersebut. Kecaman terhadap Israel meningkat dari pihak Teheran dan menyeret Washington sebagai sekutu utama Tel Aviv.
Mengutip Reuters, informasi yang awalnya dikabarkan media Axios ini telah disampaikan Washington kepada pihak Iran. AS juga mengaku tidak diberitahu soal serangan ini.
“AS mengatakan kepada Iran bahwa mereka tidak terlibat atau mengetahui lebih lanjut mengenai serangan Israel terhadap kompleks diplomatik di Suriah,” ujar seorang pejabat AS kepada media itu, dikutipĀ Rabu (3/4/2024).
Sebelumnya, sebuah rudal Israel berhasil mengenai Kantor Konsulat Iran di Damaskus. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan 11 orang tewas dalam serangan itu.
Iran mengatakan bahwa beberapa diplomat lama tewas bersama Brigjen Mohammad Reza Zahedi dan wakil Zahedi, Jenderal Haji Rahimi. Dilaporkan juga bahwa Brigjen Hossein Amirollah, kepala staf umum pasukan al-Quds di Suriah dan Lebanon, termasuk di antara korban.
Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk serangan Israel terhadap konsuler negaranya di Damaskus. Ia juga berjanji bahwa ‘kejahatan pengecut tidak akan dibiarkan begitu saja’.
“Setelah kekalahan dan kegagalan berulang kali melawan keyakinan dan kemauan para pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis telah memasukkan pembunuhan buta dalam agendanya dalam perjuangan menyelamatkan diri,” kata Raisi di situs kantornya.
Serangan ke Konsulat Iran ini terjadi menyusul peningkatan kekerasan antara Israel dan milisi Lebanon sokongan Teheran, Hizbullah di perbatasan Israel-Lebanon sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, serta serangkaian serangan kekerasan yang dilakukan oleh milisi yang didukung Iran lainnya terhadap posisi AS dan Israel di Irak.
Jumat lalu, serangan Israel di Suriah menewaskan 53 orang, termasuk 38 tentara dan tujuh anggota Hizbullah, menurut laporan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi korban tentara Suriah dalam serangan Israel sejak perang Israel-Hamas dimulai pada bulan Oktober, kata pemantau tersebut.
Hal ini pun membawa kekhawatiran global terkait memanasnya eskalasi di Timur Tengah. Salah satu yang khawatir adalah China, yang menyebut serangan itu melanggar aturan internasional sehingga ditakutkan memperluas ketegangan
“China mengutuk serangan itu. Keamanan lembaga-lembaga diplomatik tidak dapat dilanggar, dan kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas wilayah Suriah harus dihormati,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dikutip AFP.
Artikel Selanjutnya
Kelakuan Israel Mulai Buat AS Emosi dan Beri Peringatan Keras
(sef/sef)