Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan potensi munculnya cuaca ekstrem selama masa mudik Lebaran 2024. Masyarakat yang bermudik diperingatkan untuk berhati-hati dalam perjalanan dan mesti rutin mengecek kondisi cuaca.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, potensi cuaca ekstrem itu terlihat dadi munculnya bibit siklon tropis baru 96S di sekitar Laut Sawu (10.2°LS 121.0°BT) dan diidentifikasi menunjukkan kecenderungan menguat secara perlahan dalam beberapa hari ke depan.
“Kemunculan bibit siklon baru ini akan memicu terjadinya cuaca ekstrem. Jadi mohon kepada masyarakat diharapkan untuk lebih berhati-hati dan waspada,” ungkap Dwikorita dikutip dari keterangan tertulis, Senin (8/4/2024).
Dwikoritas mengungkapkan, cuaca ekstrem dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi. Bencana hidrometeorologi ialah proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Bencana hidrometeorologi disebabkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan. Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.
“Apabila kondisi cuaca sedang buruk, jangan memaksakan diri dan sebaiknya ditunda. Utamakan keselamatan, bukan kecepatan,” ucap Dwikorita yang ditujukan kepada pemudik.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, kecepatan angin maksimum di sekitar sistem Bibit Siklon 96S tersebut, berkisar 15 – 20 knot (28 – 37 km/jam) dengan tekanan di pusatnya sekitar 1007 mb, dengan pergerakan ke arah barat daya hingga selatan, menjauhi perairan selatan NTT.
Guswanto mengatakan Sistem Bibit Siklon 96S di sekitar wilayah NTT tersebut dapat memberikan dampak langsung dan tidak langsung terhadap kondisi cuaca di beberapa wilayah Indonesia dalam 24-48 jam ke depan.
Hujan dengan intensitas sedang sampai sangat lebat akan terjadi di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Potensi Angin kencang di sekitar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Lalu, gelombang Tinggi 1.25 – 2.5 meter (moderate sea) di sekitar Samudra Hindia selatan NTB, Samudra Hindia selatan NTT, Selat Sumba bagian barat, Perairan selatan P. Sumba, Perairan selatan Kupang – P. Rote, dan Laut Sawu bagian selatan.
“Sistem Bibit Siklon 96S tersebut cenderung memiliki peluang rendah menjadi siklon tropis di sekitar perairan NTT untuk 24 jam ke depan, tetapi diprediksikan meningkat menjadi potensi sedang – tinggi dalam periode 2 – 3 hari ke depan dimana posisi sistem diprediksikan sudah berada di sekitar Samudera Hindia selatan Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.
Kondisi cuaca di wilayah Indonesia ini juga didukung oleh aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) serta fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial. Selain itu, suhu muka laut yang hangat juga berperan dalam menyediakan kondisi yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan di wilayah Indonesia.
Kombinasi pengaruh fenomena-fenomena cuaca tersebut diprakirakan menimbulkan potensi hujan dengan intensitas SEDANG-LEBAT yang disertai kilat/angin kencang di sebagian wilayah Indonesia hingga 11 April 2024, yaitu:
4-7 April 2024
Sumatra Barat
Jambi
Bengkulu
Kep. Bangka Belitung
Sumatra Selatan
Lampung
Banten
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat
Papua
8-11 April 2024
Aceh
Sumatra Utara
Sumatra Barat
Riau
Kep. Riau
Jambi
Kep. Bangka Belitung
Sumatra Selatan
Bengkulu
Jawa Timur
Bali
Nusa Tenggara Barat
Nusa Tenggara Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan Tengah
Kalimantan Timur
Kalimantan Utara
Kalimantan Selatan
Sulawesi Utara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku Utara
Maluku
Papua Barat
Papua
Artikel Selanjutnya
Siaga! Hujan Lebat-Angin Kencang Mengancam, BMKG Ungkap 3 Penyebabnya
(sef/sef)