Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Joe Biden dikabarkan akan melarang impor mobil listrik dari China ke negaranya. Sikap Biden ini nampaknya akan mendapatkan dukungan dari parlemen.
Sinyal dukungan dari parlemen terlihat dari tulisan Ketua Komite Perbankan Senat AS, Senator Sherrod Brown. Beberapa waktu lalu dia menulis: “Kendaraan listrik Tiongkok adalah ancaman nyata bagi industri otomotif Amerika,” dikutip dariĀ bbc.com, Jumat, (12/4/2024).
Komentarnya itu adalah yang paling tegas yang disampaikan oleh anggota parlemen AS mengenai ancaman mobil listrik asal Tiongkok membanjiri AS. Sementara, anggota parlemen lainnya masih menyerukan bea masuk yang tinggi untuk mencegah kendaraan listrik China.
Pada bulan Februari, Gedung Putih mengatakan AS sedang membuka penyelidikan tentang kemungkinan mobil Tiongkok menimbulkan risiko keamanan nasional.
“Kami tidak bisa membiarkan Tiongkok membawa kecurangan yang didukung pemerintah ke dalam industri otomotif Amerika,” kata Senator Brown dalam sebuah video di platform media sosial X.
Senator asal negara bagian Ohio yang merupakan produsen mobil saat ini berupaya memenangkan masa jabatan keempat dalam pemilu November nanti. Sementara Gedung Putih belum memberikan respons tentang rencana larangan impor mobil listrik China ke AS.
Sebelumnya pada bulan Februari, Presiden Biden mengatakan bahwa kebijakan Tiongkok dapat membanjiri pasar AS dengan kendaraan listrik dan menimbulkan risiko bagi keamanan nasional. Dia mengatakan tidak akan membiarkan hal itu terjadi.
Washington berdalih pembatasan perlu dilakukan karena kekhawatiran bahwa teknologi pada mobil China mengumpulkan data sensitive tentang pengemudi dan penumpangnya.
Otoritas AS juga memperingatkan mobil yang terhubung ke internet secara teratur menggunakan kamera dan sensor untuk mencatat informasi rinci mengenai infrastruktur AS, berinteraksi langsung dengan infrastruktur penting dan dapat dikemudikan atau dinonaktifkan dari jarak jauh.
Tiongkok merupakan produsen mobil terbesar di dunia dan bersaing dengan Jepang untuk menjadi eksportir kendaraan terbesar.
Minggu ini, saat berkunjung ke Tiongkok, Menteri Keuangan AS Janet Yellen memperingatkan Beijing bahwa Washington tidak akan membiarkan terulangnya “kejutan Tiongkok” di awal tahun 2000an, ketika impor Tiongkok membanjiri Amerika.
Sebagai tanggapan, Wakil Menteri Keuangan Tiongkok, Liao Min, menyatakan “keprihatinan besar” atas pembatasan yang diberlakukan AS terhadap perdagangan dan investasi.
Liao mengatakan keunggulan kompetitif Tiongkok disebabkan oleh pasarnya yang berskala besar, sistem industri yang lengkap, dan sumber daya manusia yang melimpah.
Juga pada hari Kamis, maskapai penerbangan terbesar Amerika meminta pemerintahan Biden untuk menghentikan persetujuan penerbangan baru antara Amerika dan Tiongkok.
Dalam sepucuk surat kepada Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Transportasi Pete Buttigieg, mereka mengatakan “kebijakan anti-persaingan yang merusak” Tiongkok merugikan maskapai penerbangan AS.
Artikel Selanjutnya
Detik-Detik Biden Dimaki Langsung Warga karena Dukung Israel di Gaza
(dpu/dpu)