Jakarta, CNBC Indonesia – Memanasnya hubungan China dan Taiwan mendorong ketegangan baru di Selat Taiwan. Hal ini membuat pulau terdepan Taiwan yang paling dekat dengan China, Kinmen, jadi sorotan baru dunia.
Mengutip laporan Wall Street Journal (WSJ), Februari lalu, China bereaksi keras atas kematian dua nelayan yang terbunuh saat dikejar oleh penjaga pantai Taiwan.
Menteri Pertahanan Taiwan bulan lalu juga mengakui bahwa pasukan Amerika telah dikirim ke pulau-pulau terpencil untuk melatih pasukan Taiwan. Pada hari Senin, tentara Taiwan berhasil memukul mundur dua drone China yang terbang di dekat dua pulau terpencil Kinmen.
Namun banyak dari mereka yang tinggal di Kinmen tidak khawatir, dengan mengatakan bahwa Beijing memiliki sedikit insentif untuk menggunakan kekuatan terhadap wilayah Taiwan yang memiliki hubungan paling kuat dengan China daratan.
Hubungan yang kuat ini nampak dari hubungan kekerabatan yang lebih langsung antara orang-orang Kinmen dan China. Meski banyak penduduk Kinmen menyerukan lebih banyak perjalanan dan perdagangan dengan China, mereka juga mengatakan bahwa mereka menghargai hidup dalam demokrasi dan meragukan sistem otoriter Beijing.
Ditambah lagi, fakta bahwa Kinmen lebih dilindungi oleh realitas politik dan ekonomi dibandingkan kekuatan militer. Penggunaan kekuatan terhadap Kinmen akan menjadi sinyal bahwa China tidak bisa lagi berharap untuk memenangkan seluruh wilayah Taiwan
“Kinmen pernah memainkan peran penting dalam membendung kemampuan China yang terbatas dalam melakukan serangan maritim terhadap Taiwan,” kata Chieh Chung, seorang analis pertahanan di National Policy Foundation, dikutip Sabtu (13/4/2024).
“Kekuatan senjata China, baik melalui angkatan udara atau angkatan lautnya, dapat dengan mudah melampaui Kinmen dan langsung menghantam pulau utama Taiwan.”
Alat utama persuasi China terhadap Kinmen kini adalah ekonomi. Ini mengingat fakta bahwa sebagian besar wilayah kepulauan ini tertinggal dari daratan Taiwan.
Di sisi lain, tepat di seberang perairan, cakrawala Xiamen yang berkilauan menunjukkan potensi pertumbuhan. Pekerjaan konstruksi di bandara baru Xiamen terlihat dan terdengar dari Kinmen.
Warga Kinmen, Hung Hsin I, yang juga memiliki toko pakaian dan aksesoris, berharap hubungan ekonomi dan perdagangan terus terjalin antara Beijing dan Taipei. Ini mengingat fakta bahwa calon presiden Taiwan yang tidak menyukai China, Lai Ching Te, memenangkan pemilu Januari lalu.
“Kita telah menempuh perjalanan jauh dari masa lalu. Bahkan jika kita takut akan perang, atau unifikasi, kita tidak bisa mengkhawatirkan hal tersebut,” paparnya.
Selain itu, harapan juga muncul dari Asosiasi Nelayan Kinmen. Pimpinan asosiasi itu, Chen Shui I, menyebut perikanan merupakan industri lokal yang paling terkena dampak ketegangan antara kedua belah pihak.
“Ada terlalu banyak kapal dari daratan,” katanya menggambarkan kondisi perairan pasca ketegangan.
Artikel Selanjutnya
China-Taiwan Memanas! Pidato Xi Jinping Dibalas Tsai Ing Wen
(fsd/fsd)