Jakarta, CNBC Indonesia – Kondisi geopolitik di Timur Tengah kembali memanas. Ini disebabkan serangan Iran ke wilayah Israel akhir pekan lalu, Sabtu (13/4/2024).
Serangan ke Israel terjadi setelah Teheran telah bersumpah untuk membalas dendam tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam, termasuk dua jenderal, yang tewas dalam dugaan serangan udara Tel Aviv terhadap konsulatnya di Damaskus, Suriah, 1 April lalu.
“Ini adalah konflik antara Iran dan rezim Israel yang jahat, dan AS HARUS MENJAUHINYA!,” tulis utusan Iran di PBB, Minggu (14/4/2024).
Namun, Israel mengaku serangan Iran ini tidak begitu berhasil. Pada Minggu pagi, Pasukan Pertahanan Israel, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutu lainnya, dapat memastikan bahwa sekitar 99% ancaman yang masuk telah berhasil diredam.
Sebuah laporan Wall Street Jorunal (WSJ) melaporkan bahwa keberhasilan Israel ini tidak lepas dari peran sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), yang memberikan informasi intelijen terkait serangan Iran ke Israel.
Informasi itu disebut-sebut membuat Negeri Yahudi itu lebih waspada dan mempersiapkan pertahanan untuk menghancurkan rudal dari Teheran.
“Beberapa negara Teluk memberikan informasi penting yang merupakan kunci keberhasilan langkah-langkah pertahanan udara yang hampir seluruhnya menggagalkan serangan besar-besaran tersebut,” kata pejabat Saudi, AS, dan Mesir, kepada WSJ yang dilaporkan juga oleh Times of Israel, Selasa (16/4/2024).
“Kerja sama ini dipelopori oleh AS, yang selama bertahun-tahun berupaya membentuk kemitraan militer informal untuk melawan ancaman dari Iran,” tulis laporan itu.
Selain laporan intelijen, angkatan udara Yordania juga turun tangan untuk membantu. Amman membuka wilayah udaranya bagi pesawat Israel dan AS, dan tampaknya juga menembak jatuh pesawat tak berawak milik Iran.
Negeri Petra itu menyebut langkah ini untuk melindungi warganya dari roket dan drone Iran, yang melintasi udara Amman demi memasuki Israel.
“Beberapa pecahan peluru jatuh di beberapa tempat selama waktu tersebut tanpa menyebabkan kerusakan berarti atau cedera pada warga,” ujar pernyataan kabinet Yordania pada hari Minggu.
Alasan Arab ‘Bantu’ Israel Tangkis Serangan Iran
Di dunia maya, beberapa analis dengan cepat menyoroti keterlibatan Arab. Mereka mengatakan, hal ini membuktikan negara-negara Arab dan Israel dapat bekerja sama dan bahwa Israel tidak sendirian di Timur Tengah.
“Serangan Iran juga menggalang dukungan internasional baru terhadap Israel, termasuk dari negara-negara Arab utama yang kritis terhadap serangan Gaza namun tetap mendukung respons militer Israel terhadap serangan pesawat tak berawak tersebut,” kata Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa, Julien Barnes-Dacey, dikutip Deutsche Welle, Selasa (16/4/2024).
Yordania, sangat kritis terhadap kampanye militer Israel di Gaza, yang terus berlanjut hingga akhir pekan. Satu dari lima orang di Yordania adalah keturunan Palestina, termasuk ratu negara tersebut, dan selama beberapa minggu terakhir terjadi protes yang semakin agresif terhadap Israel.
Tetapi, pada saat yang sama, Yordania berbatasan dengan Israel. Amman juga merupakan penjaga kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, sebuah tempat yang sangat penting bagi umat Islam.
Pihak berwenang Yordania, yang juga menganggap AS sebagai sekutu penting, juga dirasa harus menyeimbangkan semua kepentingan yang bersaing, stabilitas politik, dan pertahanan diri.
“Tapi ini tentang pembuktian Yordania bahwa mereka adalah mitra baik AS dan… Israel… Namun, jangan mengharapkan balasan dari Netanyahu atas tindakan Yordania. Dia tidak akan mendengarkan permohonan Amman untuk mengakhiri perang Gaza dan provokasi di Tepi Barat dan Yerusalem,” kata peneiliti International Institute for Strategic Studies Emile Hokayem.
Sementara itu, Arab Saudi adalah negara lainnya yang harus menyeimbangkan kepentingannya sendiri, aliansi internasional, dan realpolitik terkait munculnya konflik di Gaza, yang akhirnya berhulu kepada ketegangan Israel-Iran ini.
“Bagi pemain regional, khususnya Arab Saudi dan Yordania, yang dilaporkan telah mencegat drone Iran, argumennya adalah bahwa mereka berhak menjaga wilayah udara kedaulatan mereka,” Masoud Mostajabi, Wakil Direktur Program Timur Tengah di Dewan Atlantik.
“Namun, jika serangan ini meningkat menjadi konflik Israel-Iran yang lebih luas, aktor-aktor regional yang dianggap sebagai pembela Israel mungkin akan menjadi sasaran dan terseret ke dalam konflik regional.”
“Mengingat insentif yang ada, kemungkinan besar para pemimpin regional akan termotivasi untuk melakukan hal yang sama. Bertindak antara kedua belah pihak untuk mengakhiri konfrontasi ini,” tutup Masoud.
Artikel Selanjutnya
Usai Dibombardir Iran, Netanyahu Pede Israel Bakal Menang
(wia)