Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengakui sumber impor minyak dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) RI sebagian berasal dari negara-negara di Timur Tengah.
Arifin menyebut, impor minyak mentah RI berasal dari Arab Saudi, sedangkan impor LPG dari Uni Emirat Arab (UEA) dan Amerika Serikat. Sementara untuk impor Bahan Bakar Minyak (BBM) RI berasal dari negara tetangga, yakni Singapura, Malaysia, dan India.
“Ya kita kan impornya cuma crude (minyak mentah), crude itu dari Arab, LPG itu dari UAE, sisanya LPG dari AS. Kalau BBM kita impor dari Singapura, Malaysia, India,” tuturnya saat ditemui usai Rapat Terbatas dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kompleks Istana Kepresidenan RI di Jakarta, Selasa (16/4/2024).
Namun demikian, bila nyatanya Malaysia dan Singapura juga mengimpor minyak mentah dari Timur Tengah, dikhawatirkan ini juga akan berdampak pada suplai BBM.
“Nah sekarang crude-nya Singapura dan Malaysia dari mana? kalau itu terganggu, itu dari mana?” ucapnya.
Arifin menyebut, pihaknya sudah mencoba mencari berbagai alternatif. Tapi, ada pertimbangan peningkatan biaya yang juga perlu diantisipasi.
“Banyak (alternatif), tapi dampak cost-nya saja harus diantisipasi,” imbuhnya.
Dirinya pun berharap harga minyak tidak sampai melonjak hingga US$ 100 per barel. Bila harga minyak dunia semakin melonjak, maka tentunya ini akan berimbas pada meningkatnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri. Pada ujungnya, bisa berdampak pada melonjaknya subsidi dan kompensasi BBM.
“Jangan sampai eskalasi berkelanjutan. Makanya semua negara-negara berupaya supaya jangan terjadi eskalasi berkelanjutan,” ungkapnya saat ditanya kemungkinan harga minyak bisa menyentuh US$ 100 per barel.
Dia menjelaskan, bila ada eskalasi lagi di Timur Tengah, maka akan berdampak pada pengiriman minyak yang melalui Terusan Suez. Bila itu terganggu, maka suplai minyak dunia juga akan terganggu.
“Biaya logistik naik, minyak dinaikin logistik naik. Aduh kita berharap jangan sampai seperti kaya Covid dulu itu di atas 100 dolar,” imbuhnya.
Dalam sebulan pergerakan minyak Brent maupun WTI telah menunjukkan penguatan. Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Selasa (16/4/2024) harga minyak mentah acuan Brent untuk pengiriman Mei tercatat US$90,10 per barel dan minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei $85,41 per barel.
Sementara sepanjang tahun 2024, harga minyak Brent telah mencatatkan kenaikan sebesar 18,02% dan minyak WTI melesat 16,07%.
Begitu juga dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Rupiah ambruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan hari ini. Nilai tukar menyentuh level Rp16.000/dolar AS pertama kali sejak 2020. Mengutip data Refinitiv pada Selasa (16/4/2024) rupiah dibuka melemah 1,33% menjadi Rp16.050/dolar AS.
Rupiah melemah di tengah indeks dolar AS melonjak tinggi pada empat perdagangan terakhir dan mencapai posisi 106,205 pada Senin (15/4/024). Posisi ini sekaligus tertinggi sejak November 2023.
Artikel Selanjutnya
Pemerintah Tiba-Tiba Ubah Formula Harga BBM Solar, Kenapa?
(wia)