Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah berkomitmen akan terus melanjutkan pembangunan Tol Gilimanuk – Mengwi di Bali pada tahun 2024 ini. Buktinya, proses tender/lelang proyek tol sepanjang 96,84 km masih dibuka hingga 25 April 2024.
Dalam dokumen pengumuman tender Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dikutip CNBC Indonesia, Selasa (16/4/2024), proyek tol sepanjang 96,84 km membutuhkan investasi sebesar Rp24,98 triliun. Adapun lingkup proyek yaitu melakukan pendanaan, perencanaan teknis, pengoperasian, dan pemeliharaan untuk keseluruhan jalan tol. Sementara itu dukungan pemerintah berupa dalam bentuk dukungan konstruksi pada seksi Soka – Mengwi.
Untuk investor yang tertarik pada proyek Tol Gilimanuk – Mengwi bisa melakukan pendaftaran pada jam kerja (08.00-16.00 WIB) mulai Senin, (18/03/2024) hingga Kamis (25/04/2024) pada situs BPJT. Seluruh badan usaha baik badan usaha tunggal maupun berbentuk konsorsium dibolehkan mendaftar.
Pendaftaran prakualifikasi hanya dapat dilakukan oleh direktur utama perusahaan atau pihak yang dikuasakan. Seluruh proses prakualifikasi tidak dipungut biaya.
Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ini diharapkan dapat menjadi solusi atas permasalahan kemacetan di jalan nasional sehingga dapat mempersingkat waktu perjalanan menuju Denpasar yang awalnya bisa sekitar 5-7 jam dapat menjadi sekitar 1,5-2 jam.
Dengan dibangunnya jalan tol ini diharapkan dapat meratakan ekonomi di Bali yang saat ini masih belum seimbang dan hanya berpusat pada 9% wilayah Bali, serta akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi distribusi transportasi. Uniknya, Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi akan dibangun jalur khusus roda dua untuk sepeda dan sepeda motor.
Foto: Pengumuman lelang Tol Gilimanuk-Mengwi. (Dok. BPJT)
Pengumuman lelang Tol Gilimanuk-Mengwi. (Dok. BPJT)
|
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi terbagi menjadi 3 Seksi yakni Seksi 1 Gilimanuk – Pekutatan sepanjang 53,6 km, Seksi 2 Pekutatan – Soka sepanjang 24,3 km dan Seksi 3 Soka – Mengwi sepanjang 18,9 km ditargetkan usai pada tahun 2028.
Sebelumnya, pengerjaan tol ini sempat mandek hingga harus dilakukan proses lelang ulang. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan awalnya proyek tol ini berstatus unsolicited atau yang diinisiasi oleh badan usaha jalan tol (BUJT) yakni PT Jagat Kerti Bali.
Dalam proses pembangunan PT Jagat Kerti Bali juga sudah membebaskan lahan 44,64 hektare senilai Rp 112,37 miliar. Hanya tidak bisa melakukan pemenuhan untuk pembiayaan atau financial close.
“Saat financial close mereka tidak bisa memenuhi sehingga kita putus,” kata Basuki, di Kompleks Istana Kepresidenan, Senin (18/3/2024).
Sehingga Kementerian PUPR memutuskan untuk melakukan feasibility study atau studi kelayakan kembali supaya bisa diambil alih oleh pemerintah.
“Kita lakukan FS lagi karena akan diubah menjadi solicited menjadi prakarsa, pemerintah kita akan lelangkan, saat ini sudah di PQ (Prequalification) mudah-mudahan September nanti bisa dimulai konstruksinya,” kata Basuki.
Dalam rapat itu Basuki menyebut, ada 3 hal yang disarankan Menteri Keuangan tentang perubahan proyek dari unsolicited menjadi solicited. Pertama, mesti ada legal opinion dari Jaksa Agung perihal perubahan proyek unsolicited menjadi solicited.
Kedua BPKP juga harus audit proyek. Ketiga, adanya dukungan pembebasan lahan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) yang sudah disetujui senilai Rp 3,9 triliun dan disiapkan karena memang proyek menjadi solicited atau pemrakarsa pemerintah.
Artikel Selanjutnya
Tol Cijago Junction Krukut-Limo Belum Dibuka, BPJT Bilang Ini
(wur/wur)