Jakarta, CNBC Indonesia – Tensi geopolitik di Benua Amerika memanas. Ini terjadi setelah serbuan Kepolisian Ekuador ke dalam Kedutaan Meksiko di Quito, 5 April lalu.
Sebelumnya Ekuador melanggar hukum internasional dengan mengirimkan penegak hukum ke wilayah kedutaan Meksiko. Tujuannya adalah untuk menangkap mantan Wakil Presiden Ekuador Jorge Glas, yang telah dua kali dihukum atas tuduhan terkait korupsi.
Glas diketahui telah berlindung di kedutaan Meksiko sejak Desember untuk menghindari penangkapan dan pemenjaraan. Dalam aksi penyerbuan itu, Glas berhasil ditangkap.
Namun kedutaan dan konsulat dilindungi berdasarkan hukum internasional dari masuknya orang tanpa izin. Rekaman video penggerebekan kedutaan menunjukkan petugas polisi di berbagai titik menodongkan pistol ke arah diplomat senior dan mendorongnya ke tanah.
Meksiko telah mengajukan pengaduan ke Mahkamah Internasional yang menyerukan agar Ekuador dikeluarkan dari PBB, sambil menunggu permintaan maaf atas insiden kedutaan tersebut.
Mereka juga memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Ekuador, dan menarik kembali staf kedutaan mereka dari negara tersebut.
Negara Lain Marah
Dua negara Amerika Latin, Venezuela dan Honduras, mengumumkan tindakan diplomatik untuk menunjukkan ketidaksenangan mereka terhadap penggerebekan polisi baru-baru ini di kedutaan Meksiko di Quito, Ekuador.
Pengumuman tersebut disampaikan pada hari Selasa ketika negara-negara di kawasan berkumpul untuk menghadiri pertemuan puncak Komunitas Negara-negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) secara virtual.
Di platform media sosial X, Menteri Hubungan Luar Negeri Honduras Enrique Reina mengungkapkan bahwa negaranya telah menarik kuasa usahanya dari Ekuador untuk berkonsultasi mengenai penggerebekan polisi.
Reina mengatakan pemerintahan Presiden Xiomara Castro berharap dapat mengirimkan “pesan yang jelas untuk meningkatkan penghormatan terhadap hukum internasional”.
“Penyerbuan kedutaan tidak boleh menjadi preseden bencana dalam sistem internasional dan peristiwa ini tidak boleh terulang kembali,” ungkapnya dikutip Kamis (18/4/2024).
“Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendukung tindakan Meksiko di hadapan PBB dan Mahkamah Internasional,” tambah Reina
Sementara itu, ketika berbicara pada konferensi virtual CELAC pada hari Selasa, Presiden Venezuela Nicolas Maduro juga menyuarakan seruan Meksiko untuk meminta maaf.
Dia menyebut penggerebekan polisi sebagai “tindakan barbarisme” dan menyatakan keinginannya agar Glas dipindahkan ke tahanan Meksiko. Beberapa jam sebelum penangkapannya, Meksiko telah menawarkan suaka politik kepada Glas di dalam perbatasannya.
Caracas juga mengumumkan rencana untuk menutup kedutaan dan konsulatnya di Ekuador, sebagai tanggapan atas serangan tersebut.
“Kami hanya akan membatalkan keputusan itu setelah hukum internasional secara tegas dipulihkan di Ekuador,” tulis Kementerian Komunikasi dan Informasi Venezuela (MIPPCI).
Artikel Selanjutnya
AS Diserbu, Ribuan Orang Bergerak dari Selatan Bawa Salib
(luc/luc)