Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah menyatakan komitmennya untuk menjaga berbagai indikator ekonomi Indonesia tetap stabil. Meski di sisi lain gejolakĀ  akibat perang dan kebijakan suku bunga global yang masih akan tinggi dalam waktu lama telah mempengaruhi berbagai indikator stabilitas.

Misalnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat saat ini bergerak di kisaran atas Rp 16.000/US$, bahkan kemarin terus bergerak di atas Rp 16.000/US$. Di sisi lain, harga-harga komoditas terutama minyak mentah dunia telah naik imbas dari gejolak peperangan di Timur Tengah, setelah Iran meluncurkan rudal ke Israel pada Sabtu lalu.

“Kurs rupiah utamanya terhadap dolar AS kita perhatikan sehari-hari sangat seksama. Pemerintah, kami di Kemenkeu kerja sama dengan BI, OJK, dan LPS dalam konteks KSSK untuk menjaga stabilitas variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi kita,” kata Suahasil dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2024, Kamis (18/4/2024).

“Namun kita harus tetap terus waspada dan beberapa variabel kita perhatikan dengan sangat seksama bagaimana kita melihat pergerakan kurs, harga minyak, dan suku bunga di tingkat dunia,” tegasnya.

Permasalahan di tingkat global itu menurut Suahasil memang berpotensi mempengaruhi aktivitas ekonomi Indonesia yang kini tengah fokus untuk merealisasikan cita-cita Indonesia menjadi negara maju pada 2045. Namun, ia memastikan target itu tidak akan dibiarkan melenceng dan akan terus dikejar untuk menjadikan Indonesia negara yang makmur dan sejahtera bagi rakyatnya.

Apalagi, masih ada banyak peluang pertumbuhan ekonomi baru, dari sisi perbaikan krisis perubahan iklim melalui perbaikan ekonomi hijau dan digitalisasi. Dua sisi itu menurutnya akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru karena banyak peluang bisnis yang bisa tumbuh dari sisi energi baru dan terbarukan, hingga efisiensi dari pemanfaatan perkembangan digitalisasi.

“Tentu tujuan kita menjadi negara maju dan kita taruh Indonesia Emas 2045 sebagai tujuan kita. Beberapa angka telah kita proyeksikan dan kita sudah bisa menuju visi Indonesia 2045 menjadi negara maju. Memang tidak mudah karena kita butuh ekonomi tinggi dan butuh stabilitas ekonomi yang terus mapan,” ucap Suahasil.

Suahasil mengatakan, dalam konteks mencapai tujuan Indonesia maju, pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi ke depan akan tumbuh di level 6% dari yang saat ini di kisaran 5%, dengan perolehan aliran modal tumbuh sebesar 3% dari saat ini 2,5%, tenaga kerja 1,6% tak berubah dari kondisi saat ini, dan produktivitas naik 1,4% dari saat ini 1%.

“Dalam konteks itu maka kebijakan fiskal jadi satu komponen yang kita gunakan untuk mendorong pertumbuhan tersebut, dan kebijakan fiskal 2025 kita gunakan untuk mewujudkan visi Indonesia Maju 2045,” tutur Suahasil.

[Gambas:Video CNBC]



Artikel Selanjutnya


Sri Mulyani Ungkap Masalah Besar, Banyak yang Gak Sadar!


(arm/mij)




Source link

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *